WISATA GUNUNG

Wisata Bandung – Gunung Tangkuban Perahu

Kawah Ratu

Kota Bandung tak hanya tentang fashion dan kuliner, ada hal menarik lain dari kota ini. Jika Anda bosan dengan suasana perkotaan Bandung, maka coba nikmati wisata alamnya. Anda bisa datang ke salah satu tempat wisata yang paling ramai dikunjungi di Bandung yaitu Gunung Tangkuban Perahu.

Gunung Tangkuban Perahu merupakan sebuah gunung aktif di Bandung Utara, tepatnya di Cikole, Lembang, atau sekitar 20 km dari pusat kota Bandung. Letusan terakhir gunung ini tercatat pada tahun 2013 namun meski begitu, gunung ini masih relatif aman untuk dikunjungi.

Kawah Gunung Tangkuban Perahu 2 300x200 Wisata Bandung   Gunung Tangkuban Perahu

Beberapa tanda aktifnya gunung ini adalah adanya gas belerang dan juga sumber air panas yang mengalir di kaki gunung, misalnya di Ciater. Jika berkunjung ke gunung ini, Anda sangat disarankan membawa masker penutup mulut untuk menghindari bau gas belerang yang tajam.

Gunung Tangkuban Perahu memiliki ketinggian 2.084 di atas permukaan laut atau sekitar 6.873 kaki. Suhu di gunung ini adalah 17 derajat Celcius pada siang hari dan dapat mencapai 2 derajat Celcius pada malam hari. Karena suhunya yang dingin, pada saat berkunjung ke tempat wisata ini jangan lupa untuk membawa sweater dan jaket Anda.

Tak seperti gunung berapi lainnya, puncak Gunung Tangkuban Perahu ini berbentuk memanjang dan mirip sebuah perahu yang terbalik. Pada lereng gunung juga terdapat hamparan perkebunan teh yang membuat Anda ingin berlama-lama menikmati keindahannya.

Tempat wisata yang satu ini juga seringkali dijadikan lokasi pemotretan untuk foto prewedding, iklan komersil dan juga pengambilan gambar untuk film.


Jika Anda belum puas menikmati keindahan Gunung Tangkuban Perahu dalam satu hari, Anda juga bisa bermalam dan melanjutkan keesokan harinya. Di sekitar gunung ini banyak terdapat hotel yang bisa Anda gunakan untuk menginap, mulai dari yang mengenakan tarif terjangkau sampai hotel mahal dengan kualitas pelayanan terbaik.

Legenda Sangkuriang dan Dayang Sumbi
Seperti kebanyakan gunung di Indonesia yang memiliki cerita rakyat yang diturunkan dari generasi ke generasi, Gunung Tangkuban Perahu juga memiliki sebuah cerita yang dipercaya sebagai asal usul terbentuknya gunung ini. Cerita Sangkuriang dan Dayang Sumbi tentunya sudah tak asing bagi sebagian besar orang.

Diceritakan pada zaman dahulu kala, hidup seorang perempuan yang cantik jelita bernama Dayang Sumbi. Kecantikan Dayang Sumbi sudah diketahui oleh banyak orang. Dayang Sumbi hidup berdua dengan anaknya yang bernama Sangkuriang di sebuah hutan belantara. Dayang Sumbi sangat menyayangi Sangkuriang dan mereka hidup bahagia bersama seekor anjing kesayangannya, si Tumang, yang sebenarnya adalah ayah dari Sangkuriang.

Gunung Tangkuban Perahu 300x225 Wisata Bandung   Gunung Tangkuban PerahuSuatu hari, Sangkuriang membuat sebuah kesalahan. Sangkuriang pergi berburu rusa bersama si Tumang. Sampai sore hari, Sangkuriang tidak mendapatkan rusa seekor pun. Sangkuriang takut akan mengecewakan ibunya. Akhirnya, ia memutuskan untuk membunuh si Tumang dan membawa dagingnya pulang ke rumah.

Di rumah, Dayang Sumbi segera memasak daging yang dibawa anaknya pulang. Setelah makan, barulah ia menyadari ketidakberadaan si Tumang. Sangkuriang akhirnya mengaku bahwa daging yang mereka makan adalah si Tumang. Dayang Sumbi luar biasa marah pada Sangkuriang. Ia melemparkan sebuah batu sampai mengenai kepala anaknya dan mengusirnya pergi.

Dayang Sumbi kemudian menyesal telah mengusir anak kesayangannya. Kemudian ia berdoa agar diberi umur yang panjang dan awet muda agar bisa bertemu dengan anaknya kembali. Setelah beberapa tahun, mereka berdua bertemu kembali. Dayang Sumbi masih muda dan semakin cantik, sedangkan Sangkuriang telah tumbuh dewasa dan tampan. Singkat cerita, mereka berdua jatuh cinta.

Pada suatu hari, Sangkuriang mengatakan ingin menikahi Dayang Sumbi. Di saat yang sama, perempuan itu melihat bekas luka di kepala Sangkuriang dan menyadari bahwa ia adalah anaknya yang telah lama pergi. Dayang Sumbi kemudian mencari cara agar mereka tak jadi menikah.

Setelah meminta petunjuk, Dayang Sumbi kemudian mengajukan syarat pada Sangkuriang. Pemuda itu harus bisa membuat danau dan perahu dalam semalam agar keesokan harinya mereka bisa berkeliling danau berdua.

Menjelang pagi, danau dan perahu yang dibuat Sangkuriang hampir selesai, Dayang Sumbi pun khawatir dan berdoa agar matahari segera terbit. Doanya terkabul, matahari terbit dan Sangkuriang belum berhasil menyelesaikan perahunya. Karena marah, Sangkuriang lantas menendang perahu setengah jadi tersebut ke tengah danau. Perahu mendarat dalam posisi terbalik. Perahu itulah yang kemudian disebut sebagai Gunung Tangkuban Perahu.

Gunung Tangkuban Perahu 300x225 Wisata Bandung   Gunung Tangkuban Perahu
Jika dilihat dari kejauhan, Gunung Tangkuban Perahu memang berbentuk mirip dengan perahu yang terbalik.

Tiga kawah
Kawah Gunung Tangkuban Perahu 300x224 Wisata Bandung   Gunung Tangkuban Perahu

Letusan gunung yang terjadi menyebabkan munculnya kawah-kawah di sekitar gunung ini. Dari beberapa kawah yang dimiliki, ada tiga kawah yang paling terkenal di Gunung Tangkuban Perahu antara lain: Kawah Upas, Kawah Domas, dan Kawah Ratu.

Kawah Ratu
Kawah Ratu 300x224 Wisata Bandung   Gunung Tangkuban Perahu

Kawah Ratu merupakan kawah terbesar dari ketiga kawah yang paling terkenal di Gunung Tangkuban Perahu. Untuk menuju ke kawah ini, Anda bisa menggunakan mobil pribadi maupun mobil sewaan di lokasi yang akan mengantarkan Anda sampai ke Kawah Ratu. Jalan menuju ke kawah tidaklah sulit, sehingga banyak wisatawan yang datang.

Kawah Ratu dapat dilihat dari dataran yang lebih tinggi dengan pagar pembatas dari kayu untuk keselamatan wisatawan. Pemandangan yang cantik bisa Anda saksikan di sini. Tanah di sekitar kawah umumnya berwarna putih dengan batu-batu berwarna kekuningan karena kandungan belerang. Selain itu juga Anda bisa melihat asap yang mengepul dari kawah.

Di sekitar lokasi terdapat banyak toko kecil yang menjual berbagai suvenir seperti topi, syal, sarung tangan, masker dan juga berbagai kerajinan dari kayu. Tak hanya suvenir, ada juga warung makan yang menjual mie rebus dan teh hangat atau ketan bakar yang merupakan makanan khas Lembang.

Untuk berkeliling, selain dengan berjalan kaki, Anda juga bisa menunggang kuda.

 

Kawah Upas
Kawah Upas 300x200 Wisata Bandung   Gunung Tangkuban Perahu
Kawah Upas berada di sebelah Kawah Ratu. Untuk mencapainya, Anda harus melalui jalan terjal dan berpasir. Mungkin hal ini yang membuat jumlah wisatawan yang berkunjung ke sini lebih sedikit bila dibandingkan dengan Kawah Ratu. Selain itu, Kawah Upas juga lebih kecil dan lebih dangkal.

 

Kawah Domas
Kawah Domas 300x200 Wisata Bandung   Gunung Tangkuban Perahu

Kawah Domas berada di dataran yang lebih rendah dari Kawah Ratu. Tidak seperti di Kawah Ratu yang hanya diperbolehkan melihat dari kejauhan dan dibatasi pagar kayu, di Kawah Domas, Anda bisa melihat lebih dekat. Bahkan Anda juga bisa melakukan pengujian panasnya kawah dengan merebus telur di sini. Menarik bukan?

Jika Anda ingin mengunjungi Kawah Domas di atas jam empat sore, maka Anda harus menyewa seorang pemandu demi alasan keselamatan.

Selain tiga kawah tersebut, ada lagi yang menarik dari Gunung Tangkuban Perahu, yaitu Pohon Manarasa. Pohon yang banyak tumbuh di sekitar tempat wisata ini mempunyai daun berwarna merah dan jika dimakan rasanya mirip dengan daun jambu. Menurut warga sekitar, daun pohon ini bisa mengobati diare. Uniknya, mereka juga percaya bahwa daun ini juga bisa membuat awet muda. Dayang Sumbi dipercaya selalu makan daun ini, sehingga ia tetap cantik dan awet muda.

Lokasi Gunung Tangkuban Perahu
Gunung Tangkuban Perahu berlokasi di Jawa Barat, tepatnya di Cikole, Lembang, Bandung Utara.

Transportasi ke Gunung Tangkuban Perahu
Salah satu hal yang menarik dari Gunung Tangkuban Perahu adalah diperbolehkannya kendaraan masuk dan naik sampai ke kawasan kawahnya dan tersedianya lahan parkir yang cukup luas untuk kendaraan Anda. Hal ini tidak banyak terjadi di gunung-gunung lain di Indonesia yang menjadi tempat wisata.

Jika menggunakan kendaraan pribadi, ada dua rute yang bisa Anda pilih:

Keluar pintu tol Pasteur menuju ke Jalan Dr. Djunjunan – Pasirkaliki – Sukajadi – Setiabudi – Lembang – Gunung Tangkuban Perahu.
Keluar pintu tol Padalarang menuju arah Cimahi – belok kiri ke arah Jalan Kolonel Masturi – sampai pertigaan Jalan Raya Lembang, belok kiri – Gunung Tangkuban Perahu.

Sedangkan jika menggunakan kendaraan umum, berikut rute yang bisa Anda pilih:
Dari Terminal Leuwi Panjang (Bandung) – naik bus jurusan Bandung-Indramayu – turun di pertigaan gerbang Gunung Tangkuban Perahu.
Dari Stasiun Hall (Bandung) – naik angkot jurusan Stasiun Hall-Lembang – turun di perempatan (Lembang – Maribaya – Tangkuban Perahu) – naik angkot jurusan Lembang-Cikole – turun di pinggir kawah Gunung Tangkuban Perahu.

Harga tiket masuk
Untuk dapat memasuki kawasan wisata alam ini, Anda harus membayar tiket masuk.

Wisatawan domestik:

Tiket masuk: Rp 13.000
Parkir motor: Rp 5.000
Parkir mobil: Rp 10.000
Parkir bus: Rp 20.000
Wisatawan asing:

Tiket masuk: Rp 50.000
Parkir motor: Rp 7.000
Parkir mobil: Rp 15.000
Parkir bus: Rp 25.000

Wisata Jawa Timur – Gunung Bromo

Gunung Bromo

Berdiri kokoh setinggi 2.329 meter di atas permukaan laut, Gunung Bromo menyimpan keindahan alam yang sayang untuk Anda lewatkan. Gunung berapi yang masih aktif ini secara administratif berada di empat wilayah kabupaten di Jawa Timur, antara lain Kabupaten Malang, Pasuruan, Lumajang dan Probolinggo. Hal ini memudahkan wisatawan untuk datang dari arah mana saja.

pemandangan Gunung Bromo 2 300x169 Wisata Jawa Timur   Gunung Bromo

Gunung yang namanya berasal dari nama dewa dalam ajaran agama Hindu, Dewa Brahma, ini merupakan bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru dan telah menjadi tempat wisata paling terkenal di provinsi Jawa Timur. Taman nasional seluas 800 km persegi ini melingkupi kawasan Gunung Bromo dan Gunung Semeru.

Apa saja yang bisa dilakukan di Gunung Bromo?

pemandangan Gunung Bromo 300x168 Wisata Jawa Timur   Gunung Bromo

Gunung ini terkenal dengan pemandangan matahari terbitnya yang indah. Untuk bisa menyaksikan fenomena ini, Anda harus naik ke Puncak Penanjakan yang merupakan lokasi terbaik untuk dapat melihat matahari terbit.

Katakan pada pemilik penginapan pada malam sebelumnya bahwa Anda ingin menyaksikan matahari terbit. Keesokan harinya sekitar jam 2 dini hari, Anda akan dibangunkan untuk persiapan mendaki. Rasa lelah karena mendaki akan terbayar lunas dengan pemandangan matahari terbit yang luar biasa. Saat matahari perlahan merangkak naik, susasana akan sangat tenang dan hanya terdengar bunyi jepretan kamera wisatawan.

Gunung Bromo Jawa Timur 2 300x200 Wisata Jawa Timur   Gunung Bromo

Gunung Bromo memiliki kawah dengan panjang diameter sekitar 800 meter dari utara ke selatan dan 600 meter dari barat ke timur. Dengan kandungan belerang yang ada di kawah, tak mengherankan jika bau belerang cukup tajam tercium saat Anda berada berdiri di tepiannya. Untuk dapat menikmati keindahan kawah ini, Anda harus menaiki 250 anak tangga terlebih dahulu. Jika ini terdengar melelahkan, tersedia kuda-kuda milik warga sekitar yang bisa Anda sewa.

Suhu udara di Gunung Bromo berkisar antara 3-20 derajat Celcius, bahkan bisa mencapai suhu minus 0 derajat Celcius. Untuk itu, siapkan pakaian hangat, sarung tangan, syal dan penutup kepala. Jika Anda lupa membawa perlengakapan tersebut, tak usah khawatir karena Anda bisa menemukan pedagang di sekitar lokasi.

Yang menarik dari Gunung Bromo

Gunung Bromo Jawa Timur 300x203 Wisata Jawa Timur   Gunung Bromo

Jika Anda belum menemukan alasan yang kuat untuk mengunjungi Gunung Bromo, maka silakan simak beberapa hal menarik seputar gunung ini terlebih dahulu.

Suku Tengger

Suku Tengger merupakan suku asli yang mendiami daerah sekitar Gunung Bromo. Suku ini identik dengan penampilannya yang suka mengikat kain sarung di leher atau menggantungkannya di pundak. Suku Tengger sebagian besar menganut Hindu.

Nama Tengger berasal dari nama pasangan Roro Anteng dan Joko Seger yang merupakan nenek moyang atau leluhur yang pertama kali mendirikan pemukiman di sini. Disebutkan pula bahwa suku Tengger merupakan keturunan dari masa kerajaan Majapahit. Dikarenakan kondisi kerajaan pada saat itu semakin terdesak oleh pengaruh Islam, penduduk berlarian ke Gunung Bromo dan ke Bali. Hal inilah yang membuat keduanya memiliki kepercayaan yang sama.

Upacara Yadnya Kasada atau Kasodo

Gunung Bromo sunrise 300x199 Wisata Jawa Timur   Gunung Bromo

Upacara ini merupakan bagian dari tradisi Suku Tengger. Kasodo biasa dilaksanakan pada hari ke-14 di bulan kesepuluh penanggalan Jawa Hindu Tengger. Upacara di mulai dari Pura Luhur Poten yang berada di kaki Gunung Bromo. Selanjutnya, suku Tengger akan berjalan menuju kawah untuk melemparkan sesaji yang terlah disiapkan. Sesaji umumnya berupa hasil pertanian dan perkebunan juga ayam yang masih hidup.

Asal dari upacara ini tak lepas dari kisah Joko Seger dan Roro Anteng. Pasangan ini telah lama menikah dan belum dikaruniai anak. Setelah memohon pada dewa, akhirnya Roro Anteng bisa mengandung, namun dengan syarat bahwa anak bungsu harus dikorbankan dengan cara melemparkannya ke kawah sebagai persembahan.

Singkat cerita, pasangan Joko Seger dan Roro Anteng memiliki 25 anak. Karena nalurinya sebagai orang tua, keduanya menolak mengorbankan anak bungsunya. Sampai kemudian dewa marah dan membuat jilatan api besar keluar dari kawah. Penduduk berlarian menyelamatkan diri, namun anak bungsu pasangan ini tak dapat ditemukan.

Setelah menghilangnya sang anak, tiba-tiba terdengar suara ghaib yang mengatakan bahwa setiap tahunnya suku Tengger harus melaksanakan upacara persembahan di kawah Gunung Bromo. Hal inilah yang menjadi asal mula Upacara Kasodo.

Pasir Berbisik

Gunung Bromo 2 300x225 Wisata Jawa Timur   Gunung Bromo

Pasir Berbisik merupakan lautan pasir yang berada di atas ketinggian. Lautan pasir ini terbentang 10 km dan berada tak jauh dari tangga menuju kawah Gunung Bromo. Penduduk setempat menyebutnya sebagai Segara Wedi. Nama Pasir Berbisik adalah nama yang diberikan karena tempat ini pernah menjadi lokasi syuting film dengan judul yang sama. Selain itu, saat angin berhembus, pasir akan berterbangan dan menimbulkan bunyi lirih seperti suara orang yang sedang berbisik.

Untuk dapat menikmati keindahan Pasir Berbisik ini, Anda bisa berjalan kaki menyusuri butiran pasirnya atau dengan menyewa kuda yang telah siap sekitar lokasi. Jangan lupa memakai masker penutup mulut dan kacamata lebar. Hal ini dikarenakan pasir yang berterbangan tertiup angin bisa mengganggu kenyamanan Anda.

Bukit Teletubbies

Gunung Bromo 300x199 Wisata Jawa Timur   Gunung Bromo
Anda pernah mendengar kata Teletubbies? Mungkin pikiran Anda langsung tertuju pada serial televisi anak ini pernah sangat populer di Indonesia. Di setiap tayangannya, terdapat adegan yang mengambil lokasi di sebuah perbukitan hijau dan indah. Bukit itulah yang menginspirasi pemberian nama pada perbukitan yang berada tak jauh dari Gunung Bromo ini.

Bukit Teletubbies sebenarnya merupakan padang rumput dan perbukitan berada di sebelah selatan dari Gunung Bromo. Bentuknya yang menyerupai sebuah kubah raksasa akan mengingatkan Anda pada serial Teletubbies.

Bagaimana? Apakah sudah menemukan alasan untuk berkunjung ke tempat wisata ini? Ingat, jelajahi keindahan negeri sendiri dan lihatlah, Indonesia tak kalah menarik dibanding negara lain.


Wisata Lombok – Gunung Rinjani

panorama Gunung Rinjani

Gunung Rinjani yang berlokasi di Lombok utara tentu sudah tidak asing lagi bagi warga Indonesia. Gunung Rinjani yang mempunyai tinggi lebih dari 3,700 meter di atas permukaan laut adalah gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia dan merupakan primadona wisata di Pulau Lombok.

Gunung Rinjani 300x169 Wisata Lombok   Gunung Rinjani

Gunung Rinjani mempunyai pemandangan alam yang paling indah bila dibandingkan dengan gunung lain di Indonesia, bahkan keindahannya disebut-sebut sebagai yang paling indah tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di Asia. Karena panorama alamnya yang indah inilah Gunung Rinjani menjadi gunung favorit para pendaki yang biasanya merupakan mahasiswa, pecinta alam, penduduk lokal, hingga wisatawan asing.

kaldera Gunung Rinjani 300x166 Wisata Lombok   Gunung Rinjani

Bulan Juli dan bulan Agustus adalah waktu di mana Gunung Rinjani paling banyak dikunjungi wisatawan. Para pendaki gunung ini bertujuan untuk mencapai puncak Gunung Rinjani selain untuk menikmati panoramanya, juga untuk mendapat kepuasan tersendiri karena telah berhasil menaklukan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia ini.

Setiap tahunnya, jumlah pendaki Gunung Rinjani semakin banyak, dan sebagian besar pendaki ini merupakan mahasiswa pecinta alam yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Hal yang paling suka mereka lakukan adalah merayakan hari kemerdekaan Indonesia di puncak Gunung Rinjani pada bulan Agustus. Namun perlu diingat bahwa pada bulan Agustus sering kali banyak angin kencang di puncak gunung ini.

panorama Gunung Rinjani 300x198 Wisata Lombok   Gunung Rinjani
Selain panorama alam yang tiada duanya, Gunung Rinjani juga mempunyai keunikan lain yaitu flora dan faunanya yang beraneka ragam. Ketika mendaki Gunung Rinjani, anda akan melihat betapa kayanya Gunung Rinjani. Setiap 1,000 meter pendakian anda akan melihat jenis flora yang berbeda, misalnya pada ketinggian 2,000 meter anda akan menemukan banyak cemara gunung, dan pada ketinggian 3,000 meter anda akan melihat banyak bunga edelweiss.

Untuk fauna yang dapat anda temui di antaranya adalah lebih dari 100 jenis burung yang berbeda, landak, rusa, monyet perak, monyet ekor panjang, dan lain-lain. Terkadang binatang yang ada di Gunung Rinjani, terutama monyet ekor panjangnya suka berbuat nakal. Kenakalan monyet tersebut adalah masuk ke dalam tenda pendaki dan mengambil makanan yang ada di dalam tenda.

Suhu udara di Gunung Rinjani cukup dingin dengan suhu rata-rata sektiar 20 derajat Celsius dan suhu paling dingin bisa mencapai 10 derajat Celsius sehingga anda perlu membawa baju tebal dan jaket untuk menghalau suhu yang dingin tersebut.

Dibalik keindahan Gunung Rinjani, juga terdapat resiko yang lumayan tinggi dalam pendakiannya. Hingga saat ini, Gunung yang paling terkenal di Lombok ini telah menelan korban jiwa yang cukup banyak, oleh karena itu anda juga harus berhati-hati ketika melakukan pendakian. Biasanya hal ini terjadi karena cuaca buruk yang tiba-tiba datang, menyebabkan para pendaki kehilangan arah, tersesat, dan pada akhirnya ditemukan tidak bernyawa.

tenda pendaki Gunung Rinjani 300x225 Wisata Lombok   Gunung Rinjani
Karena resikonya yang lumayan tinggi, saya menyarankan anda untuk mendaki Gunung Rinjani ditemani pemandu supaya tidak tersesat. Biasanya banyak paket tur Gunung Rinjani, mulai dari paket pemula, paket profesional, hingga paket yang hanya setengah jalan saja. Dengan mengikuti program tersebut, anda akan aman dari bahaya tersesat, selain itu, biasanya paket tur tersebut juga menyediakan jasa pembawa barang dan juga meminjamkan alat-alat seperti tenda, alat masak, dan lain-lain sehingga anda hanya perlu datang dengan barang-barang pribadi lalu berangkat menikmati pesona Gunung Rinjani.

Biasanya untuk dapat mencapai puncak, pendaki akan membutuhkan waktu 2 malam untuk pendaki profesional, dan 3 malam untuk pendaki pemula. Oleh karena itu anda harus bersiap membawa bekal yang cukup dan peralatan yang memadai untuk menaklukan tantangan ini.

Apabila anda mengambil paket tur, tentu saja sebenarnya sudah lengkap peralatan yang perlu dibawa, namun anda tetap harus membawa barang-barang berikut ini karena kemungkinan tidak disediakan oleh pihak tur:

  1. Sunblock
  2. Jas hujan
  3. Topi
  4. Pakaian hangat
  5. Senter
  6. Tisu
  7. Teropong
  8. Pakaian cadangan
  9. Kamera
  10. Peralatan mandi
  11. Peralatan ibadah
  12. Sepatu dan sandal yang kuat dan nyaman
  13. Kacamata hitam
  14. Kaos kaki tebal
  15. Sarung tangan
  16. Makanan dan minuman ekstra
  17. Obat nyeri otot
  18. Obat pribadi

Apabila anda adalah seorang yang mempunyai penyakit pernafasan, penyakit jantung, darah tinggi, epilepsi, atau penyakit berbahaya lainnya, maka anda tidak dianjurkan mendaki Gunung Rinjani.

Untuk menikmati salah satu tempat wisata di Lombok yang paling populer ini, sebenarnya tidak diperlukan alat-alat yang bermacam-macam. Yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan Gunung Rinjani adalah kesabaran, semangat, dan stamina.

MOUNT SEMERU TREKKING (3676 Mdpl)


Gunung Semeru

Gunung Semeru atau dikenal juga sebagai Mahameru adalah gunung tertinggi di pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung berapi teraktif yang ada di Indonesia. Salah satu keunikan dari gunung ini ialah kawahnya selalu mengeluarkan letupan secara berkala setiap 15 – 20 menit sekali, menimbulkan kepulan asap abu bahkan kadang-kadang bercampur batu kerikil ke udara. Pemandangan yang ditimbulkan sangatlah spektakuler. Untuk dapat mendaki ke puncak Mahameru diperlukan persiapan fisik dan logistik yang matang, juga pengetahuan pendakian yang memadai, bayarannya ialah anda akan mendapatkan pemandangan yang spektakuler dan pengalaman yang tak akan terlupakan. 

Apabila anda sudah yakin akan melakukan pendakian, sebaiknya anda mencari informasi sekaligus mendaftar ke Kantor Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Jl. Raden Intan No. 6, PO Box 54, Malang, Jawa Timur, Indonesia. Atau untuk yang sudah berpengalaman bisa mendaftar langsung ke pos penjagaan yang ada di Ranupani. Sebagai catatan gunung ini pada waktu-waktu tertentu sering ditutup untuk pendakian karena alasan keselamatan.

Rute Menuju Gunung Semeru.
Ada beberapa alternatif rute untuk mencapai kaki gunung Semeru. Yang paling umum dan paling sering digunakan oleh para pendaki ialah rute melalui Malang – Tumpang. Dari terminal Arjosari di kota Malang anda bisa menaiki minibus menuju Tumpang, perjalanan lalu dilanjutkan dengan menaiki kendaraan 4 WD menuju Ngadas. Apabila ingin lebih hemat anda bisa menumpang truk milik petani setempat untuk menuju Ngadas. Harga tiket masuk sekitar Rp. 50.000.

Untuk anda yang ingin berpetualang di Gunung Semeru & berdiri di puncak tertinggi di pulau Jawa tetapi tidak ingin terlalu bersusah payah dengan beban yang berat serta perencanaan & pengetahuan alam bebas yang banyak, kami menyediakan paket pendakian + logistik, guide dan porter yang akan membantu selama pendakian anda.

Ikuti paket trekking Gunung Semeru kami dengan rincian perjalanan & fasilitas sebagai berikut:

Hari Ke I
SURABAYA – MALANG
Peserta dijemput dari Bandara Juanda menuju Malang. Lalu Cek In untuk menginap 1 malam di kota ini (Hotel). Dan Sisa waktu yang ada akan digunakan untuk beristirahat atau acara bebas. (Meals: Lunch + Dinner)

Hari Ke II
MALANG – TUMPANG – RANUPANI – RANU KUMBOLO
Pagi hari setelah sarapan, peserta berangkat ke Desa Tumpang dan dilanjutkan hingga ke Desa Ranu Pani dengan menggunakan Jeep 4 Wheel-drive. Setelah tiba, pendakian hari pertama dimulai hingga Ranu Kumbolo. Dan berkemah disini. (Meals: Breakfast + Lunch + Dinner)

Hari Ke III
RANU KUMBOLO – KALIMATI
Setelah sarapan pagi, Pendakian dilanjutkan hingga ke Pos Kalimati. Makan siang, istirahat dan bersantai sambil menikmati pemandangan disekitarnya. Peserta bermalam di sini. (Meals: Breakfast + Lunch + Dinner)

Hari Ke IV
KALIMATI – PUNCAK SEMERU – RANU KUMBOLO
Pendakian ke Puncak Mahameru (3676 Mdpl) dimulai pada Pukul 03.00 dini hari. Hal ini dilakukan agar peserta dapat menyaksikan Sunrise (matahari terbit). Setelah mengambil foto dan beristirahat, peserta kemudian turun ke Basecamp (Kalimati) untuk sarapan. Setelah itu, Dilanjutkan dengan perjalanan turun kembali ke Ranukumbolo untuk berkemah satu malam disini. (Meals: Breakfast + Lunch + Dinner)

Hari Ke V
RANU KUMBOLO – RANU PANI – BROMO
Pagi-pagi setelah sarapan, peserta melanjutkan perjalanan turun hingga ke Desa Ranu Pani. Dari Desa ini, perjalanan dilanjutkan menuju Bromo dengan menggunakan Jeep 4 Wheel-drive kesebuah hotel di Bromo untuk beristirahat dan bersantai. (Meals: Breakfast + Lunch + Dinner)

Hari Ke VI
MALANG – SURABAYA – BANDARA JUANDA
Dipagi hari, dengan Jeep 4 wheel-drive peserta akan diantar hingga ke puncak Gunung Pananjakan (2.770 M dpl) untuk melihat-lihat pemandangan spektakuler matahari terbit dan hamparan pasir di Bromo. Kemudian kembali ke hotel untuk sarapan. Setelah itu, peserta akan diantar menuju Bandara Juanda Surabaya.
(Meals: Breakfast + Lunch + Dinner)

Biaya Pendakian 6 Hari 5 Malam : Rp. 4.250.000 /Peserta (Minimal 6 Peserta)

Fasilitas :
• Camping Gear (Tenda Doom, Matras, Sleeping Bag, Peralatan Masak)
• Tiket Masuk Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS)
• Penginapan 1 Malam di Malang & di Bromo
• Transportasi (AC) Bandara Juanda – Tumpang & Bromo – Bandara Juanda
• 4 Wheel Drive Jeep (Tumpang – Ranu Pane & Ranu Pane – Bromo)
• 3X Makan Per Hari (Pagi, Siang, Malam) + Snack
• Guide, Porter, P3K & Asuransi

Peralatan yang perlu dibawa Peserta :
• Daypack
• Pakaian Pribadi + Cadangan; Baju Hangat (Sweeter Dll) & Celana Panjang (Secukupnya)
• Kamera / Handycam
• Peralatan Mandi & Ibadah
• Raincoat / Jas Hujan
• Sepatu & Sendal Trekking (Sepatu yang kuat dan tidak terlalu sempit)
• Kaos Kaki Tebal, Sarung Tangan, Sarung Kepala & Topi lapangan
• Kacamata Hitam & Sunblock
• Makanan dan Minuman Tambahan Pribadi
• Obat-obatan Pribadi (Yang direkomendasikan Dokter atau Rumah Sakit) & Tiger Balm / Obat semprot otot (untuk nyeri otot)
• Tidak dianjurkan untuk mendaki bagi Peserta yang memiliki penyakit Sesak Napas, Jantung Koroner, Epilepsi, Darah Tinggi, Indikasi Vertigo dan penyakit berbahaya lainnya.



Menikmati Keindahan Sumbing-Sindoro



Pengalaman kami ketika mendaki Gunung Sumbing, Jawa Tengah, awal Februari tahun lalu. Bersama dua teman dari kelompok pencinta alam Manapugiri, Utom dan Ilyas, kami menempuh perjalanan dari Bandung menuju Yogyakarta. Malam itu, setelah 10 jam, kereta api yang membawa kami dari Stasiun Kiaracondong, Bandung, akhirnya kami tiba di Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta, keesokan harinya. Jam di tanganku menunjukkan pukul 07.00.

Selanjutnya, dari Kota Gudeg itu, dengan bus umum kami meluncur ke Magelang, sejauh sekitar 42 kilometer, selama satu jam. Ganti minibus, sekitar satu setengah jam, kami melanjutkan perjalanan ke Garung, yang merupakan desa terakhir menuju puncak Gunung Sumbing. Desa dengan ketinggian 1.543 meter di atas permukaan laut itu dilalui jalur bus atau minibus dari arah Magelang menuju Wonosobo atau sebaliknya. Untuk sampai di titik awal pendakian, yakni Desa Butuh, Kecamatan Kalikajor, Wonosobo, kami harus berjalan kaki sekitar satu jam.

Satu malam kami menginap di pos pendakian, yang biasa dijadikan base camp, tempat istirahat atau menginap bagi pendaki.

Pagi keesokan harinya, Desa Butuh cukup dingin. Setelah meminta izin kepada petugas dan mempersiapkan segala sesuatu, termasuk air, yang akan sulit kami temui selama dalam perjalanan, kami pun memulai pendakian pada pukul 06.00.

Kicau burung-burung di pagi hari menemani gerak langkah kami menuju puncak. Kami memilih jalur baru, dari dua jalur yang bisa dilalui menuju puncak. Memang sedikit lebih jauh. Sementara itu, pada jalur lama sering terjadi tanah longsor. Namun, kedua jalur itu akan bertemu sebelum puncak.

Selama dalam perjalanan pendakian, sesekali kami menyapa penduduk yang akan berangkat ke kebun atau ladang tembakau.

Dari pos pendakian Gunung Sumbing (3.371 meter di atas permukaan laut), kurang-lebih 200 meter setelah jalanan yang cukup menanjak, kami sampai di jalur yang lebih landai. Di jalur itulah kami melewati ladang-ladang tembakau sampai di perbatasan hutan di kawasan Boswisen.
"Wah, lembah-lembah Sumbing banyak ditanami tembakau. Mungkin hutannya sudah beralih fungsi menjadi hutan tembakau," kata Ilyas, sedikit bercanda.

"Iya," sahutku, "Mungkin tahun 2030 puncaknya akan banyak ditanami tembakau."
"Sayang, masyarakat tidak menyadari dan memelihara keseimbangan hutannya," kata Ilyas.
Sesekali bercanda, kami terus melanjutkan perjalanan. Setelah melewati batas antara ladang tembakau dan hutan, kami harus mendaki jalan tanah liat dan tanah merah berpasir. Sementara itu, suhu udara yang cukup dingin merepotkan kami. Sesekali kami melihat keindahan lembah-lembah Gunung Sumbing yang berubah fungsi menjadi ladang tembakau.

Dengan beban berat yang menempel di punggung, kami melewati kawasan Genus. Pada rute pendakian ini kondisinya sama, berupa jalan tanah liat dan tanah merah berpasir serta di kanan-kiri jalan terdapat rerumputan dan pohon-pohon kecil yang cukup indah. Kadang sejenak kami berhenti untuk menikmati keindahan alam Gunung Sumbing sebelum melanjutkan mendaki rute menanjak.

Kawasan sekitar Gunung Sindoro-Sumbing barangkali bisa dikembangkan untuk obyek wisata petualangan seperti halnya Taman Nasional Gunung Bromo Tengger-Semeru di Jawa Timur atau obyek wisata alam Taman Nasional Gunung Gede Pangrango di Jawa Barat. Nama Gunung Sindoro-Sumbing mungkin tidak asing lagi di telinga masyarakat, terutama bagi masyarakat yang senang bertualang di alam terbuka. Suguhan alam pegunungan dan panorama alamnya yang begitu mempesona semakin membuat banyak orang penasaran.

Di kawasan ini juga terdapat sejumlah obyek wisata alam, antara lain Curuk Duwur, dataran tinggi Dieng, dan Telaga Warna. Curuk Duwur terletak sekitar 2 kilometer dari Desa Butuh, berupa air terjun yang mempesona. Di dataran tinggi Dieng, kira-kira 26 kilometer dari Wonosobo, yang berhawa sejuk, terdapat obyek wisata alam, seperti Kompleks Candi Hindu dan Kawah Sikidang. Adapun Telaga Warna merupakan telaga vulkanis bekas kepundan sebuah gunung merapi yang meletus pada masa Dieng Purba. Sarana akomodasi yang tersedia di kawasan ini, terutama di Wonosobo, berupa hotel dan rumah-rumah penduduk yang disewakan kepada wisatawan.

Gunung Sindoro mempunyai ketinggian sekitar 3.134 meter di atas permukaan laut, yang di puncaknya terdapat beberapa dataran seluas sekitar 400 x 300 meter. Di sebelah barat puncak Sindoro, ada dataran Segoro Wedi dan sebelah utara adalah dataran Banjaran. Dua dataran lain merupakan sisa kawah utama sekunder. Pada setiap 1 Syuro, di puncak Sindoro diadakan upacara selamatan sebagai ungkapan rasa terima kasih atas pemberian Sang Penguasa Alam.

Baru saja kami menikmati jalur yang agak sedikit mendatar, kami harus dihadapkan lagi pada tanjakan yang cukup tajam di bukit Genus sampai Sedelupak Roto dengan kondisi jalan yang juga tanah liat dan tanah merah berpasir. Perjuangan yang cukup melelahkan karena kami tidak diberi jalan mendatar, keseluruhan rutenya tanjakan yang cukup tajam. Sesekali matahari mengintip dari dedaunan. Semilir angin dari lembah-lembah sedikit membuat kondisi kami lebih segar. Seekor elang terbang melayang-layang di langit seakan menyambut kami di Gunung Sumbing.

Dari Sedelupak Roto, kemudian kami memasuki kawasan Pestan, yang merupakan jalur pertemuan antara jalur baru dan jalur lama. Kawasan Pestan hampir seluruhnya ditumbuhi oleh rerumputan dan hanya ada beberapa pohon kecil. Sesampainya di Pestan, kami terpaku oleh pesona alam Gunung Sumbing yang begitu eksotik, lembah-lembah hijau terasa menyejukkan mata. Kami melihat burung-burung di kawasan ini.

Hari mulai siang. Sinar matahari mulai terasa menyengat. Di Pestan, kami sejenak beristirahat untuk makan siang. Semangkuk mi dan segelas teh manis cukup untuk memulihkan kondisi tubuh. Terasa nikmat apalagi sambil menikmati keindahan alam pegunungan.

Dari punggung Gunung Sumbing, tampak gunung di sampingnya, yang kerap disebut saudara kembarnya, yaitu Gunung Sindoro. Dari sana, puncak Gunung Sumbing terasa lebih dekat.

Setelah makan siang dan beristirahat secukupnya, kami meninggalkan kawasan Pestan menuju Pasar Watu. Kami mesti ekstrahati-hati karena harus melewati jalanan yang berbatu. Tampak dinding batu besar yang kukuh berdiri. Kawasan ini disebut Pasar Watu karena di sepanjang jalan banyak sekali batu kecil dan besar.

Sebelum mencapai puncak, kami harus mengambil jalur ke arah kiri yang cukup menurun. Jika harus mengambil jalan lurus, akan lebih sulit. Kami berjalan di bawah dinding batu yang memanjang sampai di sebuah tempat yang dinamakan Watu Kotak. Disebut demikian karena bentuknya menyerupai kotak. Kondisi jalan tetap tanah merah dan berbatu. Merayapi batu dan berpegang pada akar-akar yang bersembunyi di balik batu-batu terasa cukup membantu perjalanan kami menuju puncak.

Dengan perjuangan yang cukup melelahkan, melewati jalan yang berbatu dan menanjak, akhirnya kami sampai di puncak Gunung Sumbing. Rasa haru dan bangga kami curahkan di puncak Gunung Sumbing. Tampak batu besar berserakan di puncak gunung, yang terlihat begitu indah dan menakjubkan. Suasana sore itu begitu mempesona. Warna-warni yang cantik sulit kami lukiskan dengan kata-kata. Sungguh ciptaan Tuhan tiada bandingannya. Tidak lupa kami mengabadikan suasana sore itu dengan latar belakang Gunung Sindoro yang sedang diselimuti mega-mega putih yang terhampar bagai permadani. Rasa lelah selama kurang-lebih sembilan jam pendakian terobati dengan suguhan alam yang begitu eksotik.

Sore berganti dengan malam, warna-warni langit perlahan-lahan ditelan warna gelap malam. Satu per satu bintang muncul hingga tak terhitung jumlahnya. Di puncak, kami mendirikan tenda. Tidak di tempat lapang terbuka, melainkan di balik batu-batu besar agar tidak langsung terempas angin. Kami memasak untuk makan malam, dengan mi dicampur sarden, terasa nikmat sekali. Apalagi ditambah dengan segelas kopi panas, yang terasa cukup menghangatkan tubuh kami.

Tampak bintang-bintang bertaburan, memancarkan sinarnya, memberi penerangan di dalam kehangatan tenda kami. Suasana begitu romantis. Kami sangat bersyukur karena alam Gunung Sumbing sangat bersahabat. Tak terasa hari mulai larut malam, kami siap-siap untuk tidur.
Semilir angin membangunkan kami dari hangatnya dekapan sleeping bag. Sambil menikmati hangatnya teh manis panas, kami menunggu matahari terbit. Yang kami tunggu pun mulai tampak, perlahan-lahan menyinari mega-mega putih. Kami mengabadikan peristiwa ini, yang belum tentu bisa kami lihat di kota.

Kami tidak berlama-lama menikmati keindahan Gunung Sumbing. Walau dengan berat, kami meninggalkan keindahan ini, karena perjalanan kami masih panjang. Perjalanan turun harus dituntut ekstrahati-hati. Kurang-lebih enam jam perjalanan akhirnya kami tiba di pos pendakian Gunung Sumbing. Setelah melapor di pos pendakian, kami berpamitan kepada petugas di pos itu untuk melanjutkan pendakian menuju Gunung Sindoro.

Titik awal pendakian ke Sindoro adalah Desa Kledung. Setelah meminta izin pendakian dan mengisi persediaan air, kami berangkat menuju puncak Gunung Sindoro. Hari mulai memasuki sore. Perjalanan kami harus melewati beberapa rute pendakian, seperti Watu Gede, Situk, Ratu Tatah, dan puncak Sindoro.

Perjalanan kami cukup melelahkan karena kami baru saja mendaki Gunung Sumbing. Karena hari mulai gelap, kami mendirikan tenda di suatu tempat yang dinamakan Watu Tatah. Di sana kami menginap semalam untuk memulihkan kondisi. Esoknya perjalanan kami lanjutkan.

Dari Watu Tatah menuju puncak Gunung Sindoro diperlukan waktu sekitar dua-tiga jam. Dengan perjuangan yang cukup melelahkan melewati jalur yang berbatu, akhirnya kami sampai di puncak Gunung Sindoro. Kami pun melakukan sujud syukur atas keberhasilan mencapai puncak Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing

Tidak ada komentar:

Posting Komentar