Foto-foto asap cincin Gunung Slamet yang menghebohkan
Foto asap berbentuk cincin yang tampak terlihat di atas puncak Gunung Slamet di Jawa Tengah diterima Si Momot dari LKBN Antara. Asap yang keluar dari kawah gunung Slamet yang meletus tersebut tidak menggumpal seperti biasanya, tetapi berbentuk melingkar seperti cincin.
Peristiwa itu terjadi pada Kamis (11/9/2014) sekitar pukul 12.45 WIB. Ratusan masyarakat yang berkunjung di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang, pun mengabadikan dengan smartphone ataupun kamera digital yang dibawa









“Ini baru kali pertama terjadi,” kata Sukedi, pengamat pada Pos Pengamatan Gunung Api Slamet. Sukedi juga tidak mengetahui secara persis penyebab fenomena alam ini seperti dilansir Kompas.
Namun, menurut dia, yang pasti saat ini memang ada peningkatan aktivitas magma, di antaranya, terjadi letusan abu vulkanik yang diikuti suara dentuman. Bahkan suara dentuman terdengar hingga radius 17 km. “Suara dentuman menggetarkan kaca rumah,” tambah dia.
Kemunculan asap yang unik itu pun mengundang komentar masyarakat di sekitar Gunung Slamet. Beberapa dari mereka mencoba menghubung-hubungkan dengan mitos.
“Angel of duck, seperti malaikat bebek. Ada asap putih bulat yang cukup besar dan di bawahnya ada asap berbentuk bebek,” ungkap Suryono, pengunjung Gunung Slamet.
Pengunjung asal Pemalang ini mengatakan, ada mitos tentang Gunung Slamet yakni Mbah Bebek, yang dalam mitos disebut sebagai penguasa Gunung Slamet. Menurut dia, bukan kali pertama ada asap berbentuk bebek. Pada 15 Maret 2014, kata dia, juga terjadi hal yang sama. Namun, perbedaan kali ini, asap berbentuk bebek ada lingkaran atau cincin seperti malaikat di atas asap yang, menurut dia, berbentuk seperti bebek.
Melihat fenomena alam ini, ada pula yang mengucapkan doa karena mengagumi karya Sang Pencipta. Foto-foto itu juga banyak dibagikan di media sosial dan menjadi bahan diskusi, misalnya di akun Facebook Ma’rufin Sudibyo yang selama ini aktif mengamati kegunungapian.
Gunung Slamet sudah “batuk” 9 kali sejak Kamis dini hari
Gunung Slamet terus mengeluarkan letusan dengan ketinggian rata-rata 1000 meter. Sejak Kamis (13/3/2014) pukul 00.00 hingga siang hari pukul 12.00 WIB, Gunung Slamet meletus sebanyak sembilan kal. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Hendrasto, mengatakan, sembilan letusan yang dihasilkan gunung tersebut dikenal dengan nama letusan freatik.

Letusan freatik merupakan hasil interaksi antara magma dan air tanah sehingga menimbulkan material abu vulkanis dan uap air. Menurut Hendrasto, letusan yang dihasilkan sampai saat ini belum membahayakan untuk warga di radius lebih dari 5 kilometer.
“Yang membahayakan radius 2 kilometer. Jadi, diimbau untuk tidak mendaki Gunung Slamet dan beraktivitas,” kata Hendrasto, saat berada di Pos Pengamatan Gunung Slamet di Desa Gambuhan, Pulosari, Pemalang, Jawa Tengah seperti dikutip kompas.com.
Hendrasto menambahkan, selain letusan freatik, tercatat masih terjadi sejumlah gempa terkait status waspada Gunung Slamet, antara lain gempa embusan dan gempa vulkanis dalam.
“Selama ada 97 gempa embusan, 1 gempa vulkanis dalam dan 1 vulkanis dangkal, sejauh ini statusnya masih waspada,” tambahnya.
Hasil data dari Pos Pengamatan Gunung Slamet hari ini menunjukkan aktivitas Gunung Slamet mengalami peningkatan dengan adanya 9 kali letusan freatik dalam jangka waktu 12 jam.
Nekat ditindak
Berkait dengan kondisi Gunung Slamet itu, Komandan Komando Distrik Militer 0702/Purbalingga Letkol Inf Agustinus Sinaga menyatakan pihaknya telah meminta petugas yang berjaga di pos pendakian untuk menindak tegas pendaki atau warga masyarakat yang tetap nekad mendekati zona larang bahaya Gunung Slamet.
”Saya tidak mau ambil risiko bila terjadi apa-apa dengan Gunung Slamet. Lebih baik mengambil tindakan tegas di bawah, daripada sampai terjadi apa-apa di puncak,” jelasnya, Kamis (13/3) seperti dikutip Republika.
Dia menyebutkan, bila ada yang lolos mendekati puncak dan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka yang menjadi susah tidak hanya keluarga korban. ”Tapi semua pihak akan menjadi susah, karena harus melakukan proses evakuasi dan segala macam,” katanya.
Sebelumnya, pada Selasa (11/3) lalu, Tim SAR Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga, TNI, personil Pemkab Purbalingga dan sejumlah relawan, terpaksa naik mendekati puncak Gunung Slamet karena ada pendaki yang masih melakukan pendakian. Padahal sejak Senin (10/3) malam, status bahaya Gunung Slamet meningkat dari status aktif normal menjadi waspada akibat adanya peningkatan aktivitas vulkanik.
Dari proses evakuasi tersebut, tim penjemput berhasil menjemput seluruh pendaki yang jumlahnya ada 19 orang. Mereka tiba di pos pintu pendakian Dusun Bambangan Desa Kutabawa, pada Rabu (12/3) pagi. ”Sekarang, radius 2 km dari puncak Slamet sudah steril dari aktivitas manusia. Kita sudah menutup jalur pendakian, dan melarang siapa pun yang tidak berkepentingan untuk melakukan pendakian,” jelas anggota Tim SAR Desa Kutabawa, Slamet Herdiansah.
Sementara untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya peningkatan status bahaya Gunung Slamet, Dandim Purbalingga menyatakan pihaknya telah membuat jalur evakuasi warga terdampak dan posko-posko pengungsian.
”Kami sudah melakukan koordinasi dengan Pemkab Purbalingga dan SAR jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk posko, kita sudah siapkan titik evakuasi pertama seperti masjid-masjid terdekat, balai desa dan kantor kecamatan. Namun bila dinilai masih membahayakan, warga akan ke stadion di Kota Purbalingga,” katanya.
Gunung Meletus
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Tidak semua gunung berapi sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung berapi aktif.
Berbagai Tipe Gunung Berapi
1. Gunung berapi kerucut atau gunung berapi strato (strato vulcano)
2. Gunung berapi perisai (shield volcano)
3. Gunung berapi maar
Ciri-ciri gunung berapi akan meletus
Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain
- § Suhu di sekitar gunung naik.
- § Mata air menjadi kering
- § Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
- § Tumbuhan di sekitar gunung layu
- § Binatang di sekitar gunung bermigrasi
Hasil letusan gunung berapi
Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :
Gas vulkanik
Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan manusia.
Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.
Lahar
Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi penduduk di lereng gunung berapi.
Hujan Abu
Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.
Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.
Vulkanologi
Vulkanologi merupakan studi tentang gunung berapi, lava, magma, dan fenomena geologi yang berhubungan. Seorang ahli vulkanologi adalah orang yang melakukan studi pada bidang ini. Istilah vulkanologi berasal dari Bahasa Latin Vulcan, dewa api Romawi.
Para ahli vulkanologi sering mengunjungi gunung berapi, terutama yang masih aktif, untuk mengamati letusan gunung berapi, mengumpulkan produk letusan termasuk contoh tephra (seperti abu, ash atau batu apung, pumice), batuan, dan lava. Tujuan utama dari penyelidikan adalah perkiraan letusan; pada saat ini belum ada cara yang akurat untuk melakukan hal ini, tetapi memperkirakan letusan, seperti halnya memperkirakan gempa bumi, dapat menyelamatkan banyak jiwa. Seorang ahli vulkanologi mempelajari pembentukan gunung berapi dan letusannya saat ini serta sejarah letusannya.
DAFTAR
CHECKLIST PERLENGKAPAN KEGIATAN MENDAKI GUNUNG
A. Perlengkapan Utama
- Sepatu dan kaus kaki.
- Ransel (frame pack, ukuran besar, 30 – 60 liter).
- One day pack (ransel/tas kecil untuk mobilitas jarak pendek).
- Senter dan batere dan bolam ekstra.
- Ponco atau raincoat.
- Matras.
- Sleeping bag (atau sarung kalau tidak punya).
- Topi rimba.
- Tempat minum atau veples.
- Korek api dalam wadah waterproof (tempat film) dan lilin.
- Obat-obatan pribadi (P3K set).
- Pisau saku.
- Kompor untuk masak (kompor parafin dan parafin atau kompor tahu dan minyak tanah atau kompor gas dan tabung elpiji).
- Nesting dan sendok dan cangkir.
- Peluit (bagus: peluit SOS atau whistle).
- Survival Kit).
- Peta dan kompas.
- Altimeter (kalau punya).
- Tenda (bisa diganti ponco atau lembaran kain parasut untuk dijadikan bivak).
- Parang tebas dan batu asah.
- Tissue gulung (untuk membersihkan perangkat makan-minum bila tidak ada air, dan alat bersih diri habis buang air besar).
- Sandal jepit.
- Gaiter (untuk pendakian di daerah yang banyak pasirnya).
- Kaus tangan.
- Personal higiene: sikat gigi, odol, sabun mandi, shampo (untuk membersihkan diri saat di desa terakhir, atau saat dalam perjalanan bertemu dengan sungai yang bisa untuk bersih-bersih diri).
- Tali plastik (sekitar 10 meter, untuk membuat bivak atau tenda) dan tali rafia.
B. Pakaian
- Pakaian dalam.
- Celana pendek.
- Celana panjang.
- Kaos/t-shirt.
- Sweater atau parka.
- Jaket (tahan air).
- Sarung.
- Kerpus atau balaclava.
- Scarf atau slayer.
- Hem lengan panjang.
- Pakaian ganti: kaus kaki, kaos, sweater, pakaian dalam.
- Kaus tangan.
- Jas hujan (raincoat atau ponco).
C. First Aid Kit
- Betadine.
- Kapas.
- Kain kassa.
- Perban.
- Rivanol.
- Alkohol 70%.
- Obat alergi: CTM.
- Obat maag.
- Tensoplast (agak banyak, mis: 4 pack, terutama untuk preventif ‘blister’ yang dikenakan sebelum perjalanan dilakukan).
- Parasetamol.
- Antalgin.
- Obat sakit perut (diare): Norit, Diatab
- Obat keracunan: Norit.
- Sunburn preventif: Nivea atau Sunblock
- Oralit (agak banyak, untuk mengganti cairan tubuh yang hilang; kalau tidak ada bisa diganti larutan gula-garam).
D. Survival Kit
- Kaca cermin.
- Peniti.
- Jarum jahit.
- Benang nilon.
- Mata pancing dan senar pancing.
- Silet atau cutter.
- Korek api dalam wadah water proof dan lilin.
E. Lain-Lain
- KTP atau Kartu Pelajar
- Uang
- Buku catatan perjalanan (jurnal, diary) dan bolpen.
- Kamera dan film (sekarang: kamera digital dan batere cadangan).
- Radio kecil dan batere cadangan.
- Alat komunikasi (HT, sekarang: HP).
Meletusnya Gunung Kelud Disorot Dunia

Muntahan Kelud yang menyebar sampai puluhan kota di Pulau Jawa ini disorot dunia. Sejumlah media asing mewartakannya. Di Amerika Serikat, CNN melaporkan berita letusan Gunung Kelud berjudul 'Indonesian volcano erupts on Java; 66,000 told to get out'.
Disebutkan, gunung berapi di pulau utama Indonesia menyemburkan gumpalan asap dan abu vulkanik. Muntahan material abu vulkanik sangat tinggi. Puluhan ribu orang yang tinggal di sekitar gunung pun langsung diungsikan demi keamanan.
"Pemerintah sebelumnya telah memperingatkan warga dan memperintahkan evakuasi warga yang tinggal hingga radius 10 kilometer," tulis CNN, Jumat (14/2/2014).
Kantor berita Reuters melaporkan 'Volcano erupts in Indonesia's Java island; airports closed'. Dijelaskan, meletusnya muntahan abu dan pasir setinggi 17 km dari gunung berapi di pulau padat penduduk Indonesia mengakibatkan 3 bandara ditutup, yakni Bandara Juanda di Surabaya, Bandara Adi Sumarmo Solo, dan Bandara Adisucipto Yogyakarta.
"Gunung Kelud terletak di 140 km dari Kota Surabaya, pusat industri utama Indonesia. Akibat gumpalan abu dan asap, bandara di Surabaya, Yogyakarta, dan Solo ditutup," jelas Reuters.
Wartawan BBC Alice Budisatrijo melaporkan, sejumlah kota di sekitar Gunung Kelud ditutupi abu dengan ketebalan hingga 4 cm. Atap beberapa rumah dilaporkan runtuh.
"Terlihat sekali abu-abu berwarna putih di kota terdekat dari gunung berapi, Kediri," lapor Alice Budisatrijo, dalam artikel BBC berjudul 'Mass evacuation in Indonesia as Java volcano erupts'.
Media Australia, News.com.au memuat artikel 'Mount Kelud on Java island has exploded in a shower of ash and gravel'. Dijelaskan, berdasarkan pantauan dari televisi, dilaporkan abu dan batu turun di desa-desa terdekat hingga membuat warga ketakutan.
"Warga sekitar bergegas pergi meninggalkan rumah menggunakan mobil dan motor menuju pusat evakuasi," tulis News.com.au.
Gunung Kelud mulai erupsi pada Kamis malam, sekitar pukul 22.55 WIB. Letusan berikutnya terjadi pada pukul 23.00 WIB dan 23.23 WIB. Letusan besar terjadi pada pukul 23.29 WIB. Kelud berstatus Awas atau level IV sejak Kamis 13 Februari pukul 22.15 WIB. (Riz/Ein)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar